Konsultasi #2

Tadaaa..... Jilid 2 ^^

Pas lihat jumlah yang melihat tulisan sebelumnya, ternyata ada 5 orang. Eh, kok ada yang lihat juga? Padahal menulis di sini nggak untuk dilihat banyak juga sih. Tapi namanya juga di blog jadi ya pasti dapat dilihat oleh umum. Sebenarnya tujuannya agar apa yang dikerjakan dapat terabadikan sih. Kita dapat menulisnya di buku harian (berupa kertas maupun digital), maupun catatan penelitian. Tapi saya memilih unutk menuliskannya di blog aja deh. Agar mudah dilihat, dan siapa tahu nanti ada manfaatnya juga. Hitung-hitung berlatih menulis lagi. Tentu saja, ragam bahas tulis yang saya gunakan di sini ga baku lah ya. Hheu..

Konsultasi jilid dua ini, diawali dengan membuat janji di pagi hari. Eh ternyata, beliau ada urusan di pagi hari dan baru dapat hadir sekitar pukul 12. Jadilah sembari menunggu, saya bersua dengan dosen pembimbing yang lain, bertemu pula dengan ibu admin yang baik hati dan selalu mendorong untuk menyelesaikan urusan ini (haha...) serta main ke perpus yang ternyata sekarang Gedung B-nya udah jadi sejak 21 April 2017 kemarin. Halah, udah hampir 4 bulan ternyata. Udah lama banget ga pernah main ke perpus kampus. Fuuh... Gedung B itu ternyata nyaman buanget buat ketak ketik. Tapii.... adalah pilihan sadar saya (juga dorongan dia sih >.<) untuk meninggalkannya dan mendorong diri untuk menuntaskannya di rumah bersama seluruh keriangan, dan keriuhan. Catat ya...riang dan riuh ^^

Baiklah, jadi hasil konsultasinya apa Ram? Ini dia:

1. Variabel yang digunakan dalam riset memang berbasis penelitian sebelumnya, namun tetap harus disederhanakan. Jangan seperti yang sekarang sudah saya buat, yang sampai 44 variabel. Wah, variabel dalam penelitian yang dilakukan oleh pembimbing saya saja hanya 16. Kebayang bagaimana ribetnya kalau sampai 44 kan? Yoyoi..

2. Buang variabel yang tidak relevan digunakan dalam konteks penelitian yang akan dilakukan. Misalnya pada si ISR... atau tipe keterikatan.

3. Kelompokkan pelbagai variabel yang setara dan sejenis. Jadikan satu agar tidak rumit. Bentuk rumitnya boleh tetap ada, namun bukan sebagai kerangka berpikir operasional.

4. Sikap peneliti harus jelas! Nah, pada bagian ini saya cukup terdiam. Oh, ternyata maksudnya begitu. Awalnya saya hendak mengukur juga nilai PYD pada pelajar yang tidak mengikuti kegiatan ekskul dengan tujuan untuk membandingkannya dengan pelajar yang mengikuti ekskul. Hal ini tidak tepat karena saya kan bukan melakukan penelitian awal yang mau membandingkan hal itu >.< Yang hendak saya lakukan berpijak pada pegangan bahwa siswa yang mengikuti ekskul dan berprestasi secara akademik itu memiliki nilai lebih yang perlu  didalami: bagaimana nilai PYD dan hubungannya dengan partisipasinya dalam ekskul. Maka...populasi penelitian saya menjadi lebih terbatas donkru... (donkru?! orang jadul amat saya. Hhe..)

5. Pada kuesioner yang dibuat kelak, cantumkan juga penghargaan kita atas terpilihnya mereka untuk mengisi kuesioner ini. Tidak semua orang terpilih untuk itu, lo.

6. Saya diizinkan untuk menggunakan dua metode analisis: Confirmatory Factorial Analysis (berbasis variabel) dan Configural Frequency Analysis (berbasis manusia/pola). Yeeay! Catatan dari beliau adalah... bentuk akhirnya apa? Apakah keduanya bertentangan? Aplikasi komputernya tersedia atau tidak?

7. Konsultasi 3 kelak udah harus sampai dibuar kerangka sampelnya. Harus bekerja cepat juga. Hayu! Tabik. :)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.