Konsultasi#3
Konsultasi kali ini...hmm...cukup menyenangkan karena rasanya ada kemajuan. Lah, emang sebelumnya ga ada? Ada juga sih. Meski penyelesaiannya itu, dari pagi, siang saat konsultasi, hingga malamnya kok rasanya leuleus ga puguh gitu. Apa kurang makan? Masa sih ^^ Orang udah gendud gini kok. Apa karena lelah aja? Gak tahu juga ya. Bisa jadi karena kurang olahraga. Udah lima hari ngga olahraga. Olahraga sederhana sebenarnya, mengikuti panduan oalhraga harian dari suatu laman web mengenai kesehatan yang berasal dari Inggris. Suatu saat menarik juga untuk dibahas di tulisannya Rama nih. Nanti...
Sekarang langsung ke hasil konsultasinya aja deh. Agar tidak keburu menguap entah ke mana
Gambar di samping adalah catatan versi manualnya. Pulpen hijau (tapi warna hijau biasa karena hijau unyunya lagi ga ada). Kebaca kah? Mungkin tidak, karena saya meyakini bahwa catatan itu sifatnya sangat personal sekali. Kala zaman kuliah pernah pinjam buku catatan teman untuk difotokopi dan dibaca...rasanya kok ngga pas gitu ya? Ada rasa yang hilang. Beda dengan membaca catatan sendiri.
1. Gambar dua yang merupakan gambar konsep partisipasi dan PYD yang telah diubah mengikuti gaya Mba Epsi yaitu digarisbawahi untuk indikator yang tidak diukur secara kuantitatif namun secara kualitatif saja. Selain itu, yang dicetak tebal merupakan indikator yang diukur. Daaaan...kata beliau gambar itu memang jangan dihilangkan melainkan dijelaskan maknanya, serta diberi penjelasan memadai mengapa akhirnya gambar 2 direduksi menjadi Gambar 3 untuk kebutuhan penelitian. Meski Gambar 3 terlihat sederhana, namun proses menyarikannya sehingga berbentuk seperti itu sama sekali tidak sederhana, lo.
2. Kontribusi diubah menjadi kontribusi terhadap lingkungan agar lebih jelas maknanya.
3. Depresi diganti dengan ketahanan terhadap tekanan (daya tahan mental?). Mengapa perlu diganti ya, seingat saya agar pesan yang tertulis lebih bernuansa positif dibandingkan kata depresi. Waktu itu pun saya menjelaskan bahwa makna depresi di sini lebih ke depresi karena tugas-tugas sekolah. Namun sekarang, hmm... kayaknya salah deh. Perlu baca lagi instrumen pengukuran depresi itu sebenarnya mengukur depresi apa saja. Mungkin lebih dari sekadar tekanan dari tugas sekolah. Cekidot, gan.
4. Perilaku buruk dan perilaku berisiko tidak perlu diganti dengan istilah lain meski awalnya hendak diganti. Ga menemukan istilah lain yang lebih tepat dan menggambarkan maksudnya sih.. hhe.
5. Istilah koneksi dari PYD awalnya diusulkan diganti dengan istilah yang lebih lazim digunakan dalam ilmu sosial, yaitu network. Akan tetapi, karena istilah dari PYD memang koneksi, maka tidak mengapa jika tetap digunakan.
6. Bukan gender yang digunakan namun jenis kelamin saja, karena gender merupakan peran. Penelitian ini bukan mau melihat peran itu kok, melainkan memang mau membedakan dari jenis kelaminnya saja.
7. Tips cepat menulis:alih-alih bolak-balik dari melihat buku ke bidan ketik, block sumber acuan ke bidang ketik kemudian ketik langsung di situ berdasarkan apa yang kita baca. Pengalaman beliau dengan cara seperti itu jadi jauh lebih cepat loh. Mau mencoba? Hmm.. perlu disesuaikan nih. Biasanya kan ga lihat dari buku kertas juga tapi dari sesuatu yang berformat pdf. Hhaah..
8. Karena terdapat di karakter lingkungan, maka bukan interaksi pelajar-pembina (yang lebih mengedepankan sisi internal pelajarnya) melainkan lebih tepat menggunakan istilah (misalnya) ketersediaan waktu pembina untuk pelajar. Perlu dicari istilah yang lebih tepat. Ayo!
9. Buat review mengenai ekstrakurikuler. Sejarahnya..keberadaan ekskul di sekolah.. kegiatan apa saja yang ada di sekolah serta minat pelajar mengenai hal itu.. ekskul apa saja yang dapat menjadi indikator prestasi.. pemberitaan mengenai ekskul.. temuan yang menarik mengenai ekskul.. kondisi ekskul di dunia, Indonesia, dan Bogor... ekskul besar teh apa saja... Yah pokoknya buat ulasan yang utuh mengenai ekskul, termasuk apabila ada hal negatif yang berhubungan dengan ekskul. Jargonnya melanglang buana dengan ekskul, karena saat lulus nanti seorang doktor harus dapat berada pada ranah filosofis (eeh? >.<) serta menggerakkan orang (mengorganisasikan). Fiuh...
10. Jangan LAMA. itu aja. Baiklah, pekan depan InsyaAllah bersua lagi Bu.
Halaman satu |
Gambar di samping adalah catatan versi manualnya. Pulpen hijau (tapi warna hijau biasa karena hijau unyunya lagi ga ada). Kebaca kah? Mungkin tidak, karena saya meyakini bahwa catatan itu sifatnya sangat personal sekali. Kala zaman kuliah pernah pinjam buku catatan teman untuk difotokopi dan dibaca...rasanya kok ngga pas gitu ya? Ada rasa yang hilang. Beda dengan membaca catatan sendiri.
1. Gambar dua yang merupakan gambar konsep partisipasi dan PYD yang telah diubah mengikuti gaya Mba Epsi yaitu digarisbawahi untuk indikator yang tidak diukur secara kuantitatif namun secara kualitatif saja. Selain itu, yang dicetak tebal merupakan indikator yang diukur. Daaaan...kata beliau gambar itu memang jangan dihilangkan melainkan dijelaskan maknanya, serta diberi penjelasan memadai mengapa akhirnya gambar 2 direduksi menjadi Gambar 3 untuk kebutuhan penelitian. Meski Gambar 3 terlihat sederhana, namun proses menyarikannya sehingga berbentuk seperti itu sama sekali tidak sederhana, lo.
2. Kontribusi diubah menjadi kontribusi terhadap lingkungan agar lebih jelas maknanya.
3. Depresi diganti dengan ketahanan terhadap tekanan (daya tahan mental?). Mengapa perlu diganti ya, seingat saya agar pesan yang tertulis lebih bernuansa positif dibandingkan kata depresi. Waktu itu pun saya menjelaskan bahwa makna depresi di sini lebih ke depresi karena tugas-tugas sekolah. Namun sekarang, hmm... kayaknya salah deh. Perlu baca lagi instrumen pengukuran depresi itu sebenarnya mengukur depresi apa saja. Mungkin lebih dari sekadar tekanan dari tugas sekolah. Cekidot, gan.
4. Perilaku buruk dan perilaku berisiko tidak perlu diganti dengan istilah lain meski awalnya hendak diganti. Ga menemukan istilah lain yang lebih tepat dan menggambarkan maksudnya sih.. hhe.
5. Istilah koneksi dari PYD awalnya diusulkan diganti dengan istilah yang lebih lazim digunakan dalam ilmu sosial, yaitu network. Akan tetapi, karena istilah dari PYD memang koneksi, maka tidak mengapa jika tetap digunakan.
6. Bukan gender yang digunakan namun jenis kelamin saja, karena gender merupakan peran. Penelitian ini bukan mau melihat peran itu kok, melainkan memang mau membedakan dari jenis kelaminnya saja.
7. Tips cepat menulis:alih-alih bolak-balik dari melihat buku ke bidan ketik, block sumber acuan ke bidang ketik kemudian ketik langsung di situ berdasarkan apa yang kita baca. Pengalaman beliau dengan cara seperti itu jadi jauh lebih cepat loh. Mau mencoba? Hmm.. perlu disesuaikan nih. Biasanya kan ga lihat dari buku kertas juga tapi dari sesuatu yang berformat pdf. Hhaah..
Halaman dua |
9. Buat review mengenai ekstrakurikuler. Sejarahnya..keberadaan ekskul di sekolah.. kegiatan apa saja yang ada di sekolah serta minat pelajar mengenai hal itu.. ekskul apa saja yang dapat menjadi indikator prestasi.. pemberitaan mengenai ekskul.. temuan yang menarik mengenai ekskul.. kondisi ekskul di dunia, Indonesia, dan Bogor... ekskul besar teh apa saja... Yah pokoknya buat ulasan yang utuh mengenai ekskul, termasuk apabila ada hal negatif yang berhubungan dengan ekskul. Jargonnya melanglang buana dengan ekskul, karena saat lulus nanti seorang doktor harus dapat berada pada ranah filosofis (eeh? >.<) serta menggerakkan orang (mengorganisasikan). Fiuh...
10. Jangan LAMA. itu aja. Baiklah, pekan depan InsyaAllah bersua lagi Bu.
Konsultasi#3
Reviewed by rancage
on
Agustus 22, 2017
Rating: 5