Tulisan untuk Adikku, Ikbal

Sebentar... adik? Sejak kapan adiknya Rama bernama Ikbal? Hahah..bukan adik kandung, tapi dengan Ikbal kerap disebut adik-kakak karena mirip katanya. Baiklah, saya anggap adik aja ya Bal.

112, bukan 212. 1 Desember 2018 pastinya adalah tanggal yang amat berkesan untuk Ikbal. Bagaimana tidak, pada tanggal itu, istrinya tercinta yaitu mendiang almarhumah Rindang Khairani aka Iebon atau Ibon dipanggil Allah Subhanahu wa ta'ala dalam tidurnya. Begitu mendadak, dan meninggalkan keterkejutan bagi semua pihak.

Saya dan istri mendapat kabar itu pada pagi hari, dan kami bergegas untuk berangkat ta'ziyah. Istri amat terlihat shock dan matanya basah. Saya? siap-siap saja dan yang terpikir hanya satu: ingin segera bertemu Ikbal! Ingin menguatkan Ikbal. Tentu saja, setelah sebelumnya mendapat kabar itu, saya langsung mendoakan almarhumah di dalam hati. Memohonkan ampun dan rahmat Allah baginya.

Di dalam perjalanan, berkelebat pelbagai memori mengenai Ikbal nih. Pernah ada masa.. dahulu di Masjid Al-Ghifari, Ikbal menceritakan suatu hal yang begitu membuatnya emosi hingga ia berkaca-kaca. Pada saya, ya, pada saya. Sesungguhnya saya tidak tahu bagaimana kesudahan kisah itu, namun pastinya sekarang sudah bukan masalah ya Bal? ^^

Pernah juga, saat saya sedang memberikan tumpangan di mobil untuk Ikbal, waktu itu ia baru akan menikah. Saya tembak dengan pertanyaan: "Bal, dengan calon teh berarti memang kecenderungan Ikbal kan? Bukan dari biodata yang diberikan untuk Ikbal?" "Iya A". Aaah... pikiran saya melayang ke masa itu...

Pikiran saya juga berkelebat ke masa saat sedang memberi tumpangan ke Ikbal juga (kali ini pakai motor) dan saat itu Ikbal sudah memiliki satu putri. "Bal, rencananya mau punya anak lagi dalam waktu dekat atau gimana Bal?" "Yah, gimana dikasih Allah aja A". Tangkap saya di dalam hati, Ikbal dan almarhumah masih ingin memiliki anak dalam waktu yang tidak terlampau jauh. Dan Allah mengabulkan dengan memberikan putri kedua yang lahir sekitar tiga bulan yang lalu.

Aih, dan akhirnya sampailah kami ke rumah duka. Tempat di mana kami bertemu dengan banyak rekan yang hadir pula ke pernikahan mereka kala itu.. wajah-wajah yang sama, namun dengan suasana yang amat berbeda. Lalu, di manakah Ikbal? Saya tidak langsung bertemu dengannya. Pas ketemu... Ikbal lagi pakai sirwal loh, jarang-jarang lihat Ikbal begitu.

Dan... saat kami bertemu, saya langsung memeluk Ikbal (tapi ga peluk sempurna juga sih, karena sambil menggendong bayi nih 😅). Tadaaaa... alih-alih menguatkan Ikbal, saya malah langsung nangis. Lah, ya Ikbal juga nangis deh. Saya pun meminta maaf, karena bukannya menguatkan tapi malah bikin nangis lagi. Setelah itu Ikbal bertemu dengan rekan yang lain, saya agak melipir agar nggak terlalu nangis lagi etapi malah bersua Sora dan bikin saya nangis lagi deh. Fuuh...

Yah, namun kami diingatkan banget melalui ayat ini:

وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلاَقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
” Dan mintalah pertolongan ( kepada ) Allah dengan sabar dan sholat.
Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang  khusyu’ , (yaitu) orang-orang yang meyakini , bahwa mereka akan menemui Robb-nya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya ” (QS Al Baqarah : 45 -46)
Saya yakin, kalau Ikbal dapat menjadikan sabar dan sholat sebagai penolong. Kalau masih ingin menangis, adukan aja ke Allah Subhanahuwata'ala ya Bal. Saya juga baru ngeh kalau ayat 46 ternyata berhubungan dengan keyakinan kita kepada kematian..
Tapi kalau lagi kangen banget dan ingin ketemu, kumaha atuh? Mungkin gambar berikut dapat jadi pengingat buat Ikbal. Ini gambar undangan pernikahan Ikbal dan almarhumah yang saya ambil dari kiriman di IG almarhumah:


di SURGA. Ya Bal, InsyaAllah nanti Ikbal akan bertemu lagi dengannya nanti, dengan izin Allah Subhanahuwata'ala di surga kelak.

 Yakin kalau rencana Allah adalah yang terbaik, dan saya juga terinspirasi sangat oleh kalimat pada bio almarhumah di IG-nya: 
'there are always much much more invisible things than the visible ones'

Sebagai penutup, izinkan saya mengetikkan lirik dari senandung yang dibawakan oleh Maher Zain ini ya. Saya baru mendengarnya sekitar satu pekan yang lalu setelah biasanya sih yang saya dengar (kalau lagi pengen) senandungnya Keep Me True-nya Humood, atau kadang juga Good Life-nya Harris J. Jih, ini edisi Awakening Records sih. Senandung So Soon Maher Zain ini asal mulanya tentang anak yang telah tiada... namun di akhir klip juga tentang anak yatim piatu... kalau lihat di komen sih intinya tentang kehilangan orang yang dicintai dan bagaimana kita menyikapinya dengan keimanan. Ini tautan klipnya: So Soon oleh Maher Zain
Every time I close my eyes I see you in front of me
I still can hear your voice calling out my name
And I remember all the stories you told me
I miss the time you were around [x2]
But I’m so grateful for every moment I spent with you
‘Cause I know life won’t last forever

You went so soon, so soon
You left so soon, so soon
I have to move on ’cause I know it’s been too long
I’ve got to stop the tears, keep my faith and be strong
I’ll try to take it all, even though it’s so hard
I see you in my dreams but when I wake up you are gone
Gone so soon

Night and day, I still feel you are close to me
And I remember you in every prayer that I make
Every single day may you be shaded by His mercy
But life is not the same, and it will never be the same
But I’m so thankful for every memory I shared with you
‘Cause I know this life is not forever

You went so soon, so soon
You left so soon, so soon
I have to move on ’cause I know it’s been too long
I’ve got to stop the tears, keep my faith and be strong
I’ll try to take it all, even though it’s so hard
I see you in my dreams but when I wake up you are gone

There were days when I had no strength to go on
I felt so weak and I just couldn’t help asking: “Why?”
But I got through all the pain when I truly accepted
That to God we all belong, and to Him we’ll return, ooh

You went so soon, so soon
You left so soon, so soon
I have to move on ’cause I know it’s been too long
I’ve got to stop the tears, keep my faith and be strong
I’ll try to take it all, even though it’s so hard
I see you in my dreams but when I wake up you are gone
Gone so soon
Baiklah... cukup sampai di sini. Kelak kalau kita bertemu lagi, udah ga berbagi tangis lagi ya Bal. Tapi berbagi tawa, atau senyum, atau diam aja. Hahah.. Iya.. diam setelah berjabat tangan, ucap salam sembari berharap digugurkan dosa kala tangan masih berjabat. Saat bertemu lagi nanti, Ikbal udah jadi Ikbal yang makannya selalu lahap dan terlihat amat menghargai makanan. Alhamdulillah...

3 Desember 2018
#tulisan pertama sambil berkaca-kaca
#buka lagi SPSS-nya Ram
#onlyoffice juga
#kembali ke manuskrip










Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.